Jasadnya Yang Dibuang Di Kebun Jeruk Jalan Ir. Soekarno, Kota Mojokerto Bernama Abid Yuliandi Muyafa, 38
Kasus Pembunuhan Pria Wates Masih Misterius
KOTA - Polisi terus berupaya mengungkap kasus dugaan pembunuhan terhadap Abid Yuliandi Muyafa, 38, yang jasadnya dibuang di kebun jeruk Jalan Ir. Soekarno, Kota Mojokerto, Sabtu (2/11) lalu. Keluarga bujang asal Jalan Merapi V, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, itu berharap pelaku segera ditangkap.
Dalam benak mereka ada pertanyaan besar mengapa korban dihabisi dengan cara begitu keji. Hampir dua pekan berlalu, kasus pembunuhan Abid yang ditemukan dengan kondisi usus terurai itu masih menjadi misteri. Perutnya disobek dan didapati bekas sejumlah tusukan benda tajam. Jasad Abid tersungkur di dasar tembok Jalan Ir. Soekarno, Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, dengan masih mengenakan helm.
Kenyataan ini membuat Lilik Suyatmi, ibunda Abid, seolah tak percaya. ’’Kenapa anak saya di-begitu-kan, ya Allah kok diodol-odol seperti itu kenapa,’’ ungkap Lilik sambil terenyuh saat dihubungi Jawa Pos Radar Mojokerto, kemarin (14/11).
Perempuan 67 tahun itu berharap besar kepada polisi agar pelaku yang menghabisi nyawa si bungsu segera ditangkap. Dia ingin mengatahui mengapa putranya dibunuh dengan keji. ’’Saya ingin ketemu anaknya (pelaku yang membunuh Abid), ingin tanya kenapa dibunuh, apa motifnya, caranya (membunuh) bagaimana kok sampai begitu,’’ imbuhnya.
Lilik mengungkapkan, sekitar tujuh hari setelah kematian Abid, dirinya pergi ke Mojokerto. Sepanjang Rabu (6/11) hingga Sabtu (9/11) itu, dia menemui para tetangga lamanya dan melihat rumah tempat tinggal Abid yang sedang direnovasi. Lilik juga mendatangi Polres Mojokerto Kota untuk memberi kesaksian. Kepada polisi, dia menyampaikan permohonan bantuan agar mengusut pembunuhan Abid.
’’Saya dipanggil ke polres, ditanya-tanya data biasa. Polisi bilang minta doa supaya kerjanya penyelidikan lancar,’’ imbuh perempuan yang menetap di Desa Brumbun, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, itu.
Sebagai ibu kandung, Lilik mengaku tak mengetahui banyak soal kehidupan Abid. Bahkan, dia terakhir kali bertemu dengan korban sekitar 5 tahun silam. Lilik hanya mendapat kabar soal Abid dari anak sulungnya yang datang menjenguk beberapa bulan sekali. ’’Mas-nya ngabari saya juga yang bagus-bagus, Adek sehat. Ya, begitu saja,’’ ungkapnya. Kakak laki-laki sekaligus satu-satunya saudara Abid itu tinggal di Surabaya.
Minimnya informasi membuat Lilik tak mampu mengira-ngira apa motif pembunuhan ini. Pun sebatas curiga kepada sosok yang membuat putranya tewas. ’’Motifnya lho apa, wong anak saya juga tidak punya apa-apa. Umpama dendam ya dendam apa. Tetapi namanya anak bujang ya paling kumpulnya sama anak-anak bujang,’’ tandas Lilik bertanya-tanya.
Di sisi lain, polisi menyatakan kasus dugaan pembunuhan ini masih dalam penyelidikan. ’’(Perkembangan penyelidikan) masih nihil,’’ kata Kasatreskrim Polres Mojokerto Kota AKP Achmad Rudi Zaeny saat ditemui, kemarin. Dia belum memberi informasi lebih lanjut terkait perkembangan penelusuran pelaku.
Rudi sebelumnya menyampaikan korban menghilang sejak Rabu (30/10) atau tiga hari sebelum jasadnya ditemukan. Saat itu, Abid diduga dijemput seorang temannya menggunakan motor. Warga sekitar menyebut sosok pria misterius itu sering terlihat mendatangi rumah korban.
Seperti diberitakan, sudah sekitar sepuluh tahun ini Abid tinggal seorang diri di rumah Perumnas Jalan Merapi V. Ayahnya meninggal, sedang ibunya pulang ke kampung halamannya di Madiun. Abid yang memiliki riwayat gangguan mental dan tidak bekerja. Tak punya motor dan ponsel, sehari-hari lulusan SMA itu hanya menggunakan sepeda ontel.